Sabtu, 28 Juni 2014

Tugas Wawancara Profesi Non Formal

Pada pengertian yang paling dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu; memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai yangada dalam organisasi dan diri pribadi.
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos atau taetha yang berarti tempat tinggal, padang rumput, kebiasaan atau adat istiadat. Oleh filsuf Yunani, Aristoteles, etika digunakan untuk menunjukkan filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang nilai dan norma moral, perintah, tindakan kebajikan dan suara hati.
Kata yang agak dekat dengan pengertian etika adalah moral. Kata moral berasal dari bahasa Latin yaitu mos atau mores yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, tabiat, watak, akhlak dan cara hidup. Secara etimologi, kata etika (bahasa Yunani) sama dengan arti kata moral (bahasa Latin), yaitu adat istiadat mengenai baik-buruk suatu perbuatan.
Tabib/Dukun.
Menurut kamus besar bahasa indonesia pengertian tabib atau dukun adalah orang yg mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb).
dalam kesempatan kali ini saya akan membahas hasil wawancara dari seorang dukun yang berada di daerah cisarua bogor.
Sebut saja Abah Rosul.
Pria berumur 49 tahun ini dijuluki dukun atau tabib oleh masyarakat sekitar desa dikarenakan dianggap mempunyai keahlian khusus dibidang pengobatan spiritual. Keahlianya tersebut didapatkan pada saat beliau 20 tahun. Pada saat itu beliau sedang bersilaturahmi kerumah saudaranya didaerah jawa tengah, pada saat Adzan Ashar berkumandang beliau langsung mencari masjid untuk solat Ashar. Lokasi masjid dari rumah saudaranya lumayan jauh jika ditempuh untuk berjalan kaki sekitar 3,5 KM. Saudaranya pun menyuruhnya untuk solat dirumah saja , namun beliau menolak dikarenakan solat di masjid dan berjamaah lebih baik daripada solat sendiri.
oleh karena itu beliau langsung berjalan kaki mendatangi masjid.
setelah sampai di masjid beliau kemudian solat, setelah solat beliau lalu bergegas pulang. Dijalan pulang tersebut beliau berpikir dan berprasangka curiga karena situasi masjid yang sepi dan tidak ada orang serta lokasinya sangat dekat, hampir tidak ada 2 KM. Ketika tibah dirumah sodaranya, dia bertanya kepada pamanya tentang masjid tersebut. Lalu pamannya menjawab bahwa asjid didesa hanya satu dan itupun yan jaraknya 3,5 KM. Selebihnya tidak ada masjid lain. Lalu beliaupun kaget dan melamun hingga tiba kembali dirumahnya. Pada saat tidur beliau bermimpi bertemu kakek tua yang memasukan sebuah sinar ke badannya. Keesokan harinya beliau bisa melihat hal-hal yang diluar batas kewajaran manusia, seperti jin dan siluman.
sejak saat itu abah rosul mempunyai kelebihan dapat mengobati segala macam penyakit lahir maupun batin. Karena kelebihannya itu akhirnya pada umur 30 tahun beliau membuka praktek sebagai tabib atau dukun. Berarti sudah 19 tahun beliau berprofesi sebagai dukun. Dikarenakan susahnya mencari pekerjaan dan himpitan ekonomi serta umurnya yang tidak memenuhi persyaratan untuk kerja, maka beliau membuka praktek perdukunan tersebut.
Awalnya banyak warga masyarakat yang mencibirnya dikarenakan warga takut terkena sasaran teluh atau tumbal dari praktek perdukunannya. Tapi lama kelamaan beliau mencoba menjelaskan dan memberi pengertian kepada warga sekitar akan pekerjaannya yang non formal sebagai dukun tersebut. Bahkan jika ada warga sekitar yang sakit dan datang ke tempat prakteknya, beliau tidak mau dibayar dengan rupiah. Beliau ikhlas mengobati warga sekitar apabila sakit tanpa dibayar. Padahal penghasilan dari membuka praktek perdukunan tersebut bisa dibilang sangat jauh dibawah standar. Satu kali datang untuk berobat beliau memasang tarif berdasarkan penyakit. Jika penyakit umum beliau tidak mematok harga, hanya keikhlasan dari si pasien saja. Namun jika penyakit yang berasal dari jin atau siluman. Beliau meminta 500.000 - 1.000.000 Juta Rupiah, Itu pun 200.000 Rupiah untuk beliau dan sisanya untuk mahar. Bisa dibayangkan jika dalam 1 bulan hanya terdapat 1 - 2 pasien atau tidak ada pasien sama sekali. Belum lagi jika ada saingan dari dukun-dukun lain yang membuka praktek, dapatmenimbulkan penurunan omset pendapatan dan harus siap fisik atau spiritual jika ada dukun lain yang tidak senang dan mengirim teluh kepada beliau. Sungguh ironi hidup beliau, mencari sesuap nasi demi kelangsungan hidupnya dengan keterampilan yang seadanya dan penghasilan yang tak menentu sebagai dukun serta resiko yang berat beliau terima. Sungguh jirih payah yang tidak sebanding dengan yang beliau harapkan.

Referensi :
http://januarsutrisnoyayan.wordpress.com/2008/10/27/apa-itu-etika/#

Reinhart Andrian (15110715)
4KA32
Etika dan Profesionalisasi TSI#
I Wayan Simri Wicaksana
Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar