Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Dengan kata lain, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus. Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari suatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu kesimpulan.
Menurut bentuknya, penalaran deduktif mungkin merupakan silogisme dan entimem :
A. Silogisme : proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).
Macam-macam bentuk silogisme :
a) Silogisme kategorial : disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
b) Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu remis umum : Premis Mayor (My) Premis khusus : Premis Minor (Mn) Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K) Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Contoh silogisme Kategorial :
My : Semua pelajar SMP adalah lulusan SD
Mn : Badu adalah pelajar SMP
K : Badu lulusan SD
My : Tidak ada wanita yang suka dibohongi
Mn : Ana adalah wanita
K : Ana tidak suka dibohongi
My : Semua mahasiswa mempunyai ijazah SMA
Mn : Nadira tidak memiliki ijazah SMA
K : Nadira bukan mahasiswa
c) Silogisme hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen. Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan mati kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, manusia akan mati kehausan.
My : Jika tidak ada uang, barang tak bisa dibeli.
Mn : Barang tak bisa dibeli.
K : Tidak ada uang.
d) Silogisme alternatif : yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh :
My : Nenek Acem berada di Jakarta atau Medan.
Mn : Nenek Acem berada di Jakarta.
K : Jadi, Nenek Acem tidak berada di Medan.
My : Dadang berbelok ke kanan atau ke kiri
Mn : Dadang tidak berbelok ke kanan.
K : Jadi, Dadang berbelok ke kire
B. Entimen : Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Contoh Entimen :
My : Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
Mn : Menipu merugikan orang lain.
K : Menipu adalah dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar