Chap ¾
Ø 1. Jelaskan pengertian konsumen.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.[1] Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor.
Ø 2. Pendekatan perilaku konsumen.
Konsumen
adalah orang yang menggunakan barang – barang hasil produksi. Pada saat
menjalankan aktivitas sehari – hari, antara lain untuk memenuhi
kebutuhan hidup, semua orang melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi
adalah setiap kegiatan yang mengurangi atau menghabiskan nilai guna
suatu barang atau jasa. Konsumsi bukan hanya berarti makan dan minum,
tetapi juga berbagai kegiatan lainnya yang menyangkut pemenuhan
kebutuhan hidup. Konsumen memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dari produsen. Untuk menghasilkan barang dan jasa
ini, produsen memerlukan faktor produksi seperti tenaga kerja, modal,
tanah, dan sebagainya. Dan faktor produksi ini terdapat dalam rumah
tangga konsumen.
Akibat
adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu sisi dan adanya
keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak – banyaknya agar
diperoleh kepuasan yang maksimal disisi lainnya, maka timbullah perilaku
konsumen. Ada beberapa pendekatan yang sering digunakan untuk
menjelaskan terbentuknya fungsi permintaan konsumen yaitu :
Pendekatan
Kardinal (Cardinal Approach). Menurut pendekatan ini, daya guna dapat
diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau
daya guna tergantung pada subjek yang menilai. Pendekatan ini juga
mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang,
maka akan semakin diminati. Asumsi dari pendekatan ini adalah :
Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Diminishing
Marginal Utility, artinya tambahan utilitas yang diperoleh konsumen
makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut.
Pendapatan konsumen tetap.
Uang mempunyai nilai subjektif tetap.
Total
utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna
dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing – masing
barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1
tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4, …, Xn
dan sebaliknya.
Pendekatan
Ordinal. Dalam pendekatan ini daya guna suatu barang tidak perlu diukur,
cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi
rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah independent curve,
yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 macam barang konsumsi yang
memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah :
Konsumen rasional
Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.
Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
Konsumen
konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada barang B karena
A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya.
Berlaku
hukum transitif, artinya bila barang A lebih disukai daripada B, dan B
lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.
Ø 3. Konsep elastisitas dan jenis-jenisnya.
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah
perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan
perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur
seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan
harga.
· Jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran.
1. Elastis
Penawaran dan permintaan disebut elastis apabila koefisien elastisitasnya lebih besar dari satu (Es > 1). Artinya,persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih besar daripada persentase perubahan harga
Penawaran dan permintaan disebut elastis apabila koefisien elastisitasnya lebih besar dari satu (Es > 1). Artinya,persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih besar daripada persentase perubahan harga
2. Inelastis
disebut inelastis apabila koefisien elastisitasnya lebih kecil dari satu (Es < 1). Artinya,persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil daripada persentase perubahan harga
disebut inelastis apabila koefisien elastisitasnya lebih kecil dari satu (Es < 1). Artinya,persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil daripada persentase perubahan harga
3. Elastis uniter
disebut elastis uniter apabila koefisien elastisitasnya sama dengan satu (Es = 1). Artinya,persentasi perubahan jumlah penawaran sama dengan persentase perubahan harga
disebut elastis uniter apabila koefisien elastisitasnya sama dengan satu (Es = 1). Artinya,persentasi perubahan jumlah penawaran sama dengan persentase perubahan harga
4. Elastis Sempurna
Penawaran dan permintaan disebut elastis sempurna apabila koefisien elastisitasnya sama dengan tak terhingga (Es = ∞). Artinya,pada perubahan harga tertentu, kuantitas yang diminta berubah menjadi tidak terbatas
Penawaran dan permintaan disebut elastis sempurna apabila koefisien elastisitasnya sama dengan tak terhingga (Es = ∞). Artinya,pada perubahan harga tertentu, kuantitas yang diminta berubah menjadi tidak terbatas
5. Inelastis Sempurna
Penawaran dan permintaan disebut inelastis sempurna apabila koefisien elastisitasnya sama dengan nol (ES = 0). Artinya,berapapun besarnya perubahan harga, kuantitas yang diminta tidak akan berubah.
Penawaran dan permintaan disebut inelastis sempurna apabila koefisien elastisitasnya sama dengan nol (ES = 0). Artinya,berapapun besarnya perubahan harga, kuantitas yang diminta tidak akan berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar